![]() |
Petani jambu madu Desa Karang Gading dan Desa Teluk Kecamatan Secanggang bersama dengan Dinas Pertanian dan USU, diabadikan bersama Rabu (15/5) |
LANGKAT - LPC-Online | Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) menggelar serah terima fasilitas penelitian jambu madu kepada petani jambu madu Desa Teluk dan Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.
Acara yang bertajuk Participatory Action Research. Towards Health Sustainable Agriculture. Implementing Precision Technologies to Improve Health Outcomes, berlangsung di kantor Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Rabu (14/5).
Pj Kepala Desa Karang Gading Adi Siswoyo menyampaikan ucapan terima kasih atas penelitian yang dilaksanakan oleh USU ini. Adi Siswoyo mengakui ini bukan penelitian yang pertama, khususnya bagi petani jambu madu.
Dia berharap, untuk tanaman lain juga bisa diteliti. Penelitian ini terkait dengan pestisida. "Ke depan petani jambu akan menggunakan pestisida alami, karena ini sangat berguna bagi petani jambu madu untuk mendapat posisi tawar yang tinggi, tinggal bagaimana pemasarannya," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Teluk, Saniyah, mengaku Desa Teluk baru pertama ada program penelitian jambu madu. Padahal di Desa Teluk jambu madu menjadi penghasilan prioritas warga.
"Terima kasih kepada USU yang telah mempercayakan Desa Teluk sebagai tempat penelitian. Dusun Sidobangun seluruhnya warga menanam jambu madu. Selama ini pestisida menjadi andalan untuk hasil panen yang baik. Kami mendukung adanya pestisida alami ini, kalau ini berjalan bukan hanya penghasilan tapi dapat kesehatan," kata Saniyah.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat diwakili Kabid Perlindungan Lahan dan Air, Satriawan menyebutkan, potensi jambu madu di Desa Karang Gading ada dua hektare, kemudian di Desa Teluk juga sudah menjadi prioritas. Kerjasama dengan USU ini tentunya sangat baik.
"Terima kasih atas penelitian ke petani jambu madu dua desa di Kecamatan Secanggang ini. Dengan bio pestisida ini perlu dipikirkan keberlanjutan. Diharapkan dengan penelitian ini hasilnya berdampak ke Dinas Pertanian meskipun jambu madu bukan prioritas ketahanan pangan," ujar Satriawan.
Fasilitator Penelitian dari Universitas Sumatera Utara, Dr Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes mengatakan, pihak USU sejak tahun 2022 sudah melakukan pembinaan kelompok dan juga penelitian kepada petani jambu madu di Desa Karang Gading. Bahkan sudah membuat kelompok keripik jambu madu (Kejam).
Penelitian ini khusus untuk jambu madu warna hijau, karena di Kabupaten Langkat ini jambu madu memang yang berwarna hijau. Jambu madu warna hijau merupakan produk baru. USU mengangkat produk berbasis lokal. Desa Teluk serius terhadap jambu madu dan penelitian ini melibatkan partisipasi semua orang.
![]() |
Enam petani jambu madu dari Desa Teluk dan Desa Karang Gading terima fasilitas penelitian dari FKM USU Rabu (15/5) |
"Bukti keseriusan para petani ada tiga orang petani dari Desa Teluk dan tiga orang dari Desa Karang Gading. Mereka merelakan tanamannya menjadi demplot, untuk penggunaan pestisida alami ini, yang berbahan dari rumput acem-acem yang banyak terdapat di Kabupaten Karo," katanya.
Eka Lestari juga mengatakan petani jambu madu juga harus melek digital baik untuk perawatan tanaman maupun pemasaran. Untuk itu petani juga diajarkan mengoperasikan drone agar petani bisa melihat batas kebun, tujuannya untuk promosi, karena memang penelitian ini ada kerjasama dengan Singapore. Kemudian ada semacam aplikasi sensor untuk mengetahui kapan tanaman harus siram, hama dan penyakit bisa terlihat.
"Jambu madu dengan pestisida alami mudah-mudahan menjadi potensi lokal di Langkat. Hasil penelitian dapat menjadikan petani yang sehat dan smart. Karena ilmu digabung dengan pengalaman para petani hasilnya akan lebih berbobot, jambu madu bisa menjangkau pasar luar negeri minimal Singapore," ujarnya. (lim)
Social Header